Segala puji bagi Allah Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah memberikan banyak kenikmatan kepada para hamba-Nya baik hamba-hamba-Nya yang taat atau pun hamba-hamba-Nya yang selalu meninggalkan perintah-perintah-Nya. Sungguh kasih sayang Allah I sangat besar sehingga layaklah bagi para hamba-Nya untuk selalu bersyukur kepada-Nya dengan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi agung, penutup para nabi yaitu nabi Muhammad r yang telah mengemban risalah Allah I untuk disampaikan kepada segenap umat manusia. Melalui beliaulah kita mengenal arti kehidupan, melalui beliaulah kita mengenal keindahan Islam, melalui beliaulah kita dapat mengungkapkan rasa cinta kita kepada Sang Kholiq dengan hanya beribadah kepada-Nya, melalui beliualah kita bisa mengetahui cara berbakti kepada orang tua kita, melalui beliaulah kita dapat bergaul dengan cara yang biak terhadap para ‘ulama dan para umaro, serta melalui beliualah kita dapat mengetahiu cara membangun masyarakat yang adil dan beradab.
Pendidikan pesantren dikenal sebagai pendidikan moral anak bangsa di mana hal itu merupakan pilar kemakmuran dan kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang mempunyai moral yang rendah maka akan banyak terjadinya kekacauan, ketidak amanan, kerusakan serta lambat laun akan mengalami kehancuran. Hal ini karena rakyat tidak mempercayai pemimpinnya serta membenci meraka, demikian pula pemimpin akan menindas rakyatnya dan berbuat sewenang-wenang serta semaunya. Masyarakat melakukan tindakan-tindakan yang diluar kontrol, demikian pula para pemimpian melakukan tindakan atas kemauannya sendiri, maka ditemukan banyak pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan, perjudian, korupsi merajalela. Hal ini di sebabkan moral meraka yang rendah sehingga kehidupan meareka seperti layaknya kehidupan rimba yang kuat memakan yang lemah serta tidak ada aturan di dalamnya. Sebaliknya masyarakat yang bermoral akan menciptakan suasana yang baik dalam kehidupan bernegara yang saling tolong-menolong, sifat malu berbuat dosa, serta tekat kuat untuk bersama-sama membina bangsa yang beradab. Yang miskin mempunyai motivasi yang tinggi serta etos kerja yang kuat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dengan rasa yang telah tertanam pada dirinya yaitu sifat malu untuk meminta-minta. Yang kaya mempunyai kepedulian terhadap yang kurang mampu, para pemimpin akan merekrut para pegawai yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya serta kepribadian yang baik yang dimilikinya.
Segenap Masyarakat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya sehingga Allah pun akan membuka keberkahan baik dari langit ataupun bumi.
Allah SWT berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’rof : 96)
Diantara mental seorang muslim sebagaimana yang ditunjukkan oleh Rosulullah adalah selalu mempunyai semangat yang tinggi dalam menggapai sebuah kemanfaatan, selalu mengingat Allah I dalam segala aktifitasnya serta tidak merasa lemah dalam menggapai tujuan hidup. Rosulullah SAW bersabda : “Bersemangatlah dalam menggapai sesuatu yang bermanfaat bagimu, minta tolonglah kepada Allah serta janganlah engkau bersikap lemah “(HR.Muslim).
Demikian pula yang merupakan tabiat dan jiwa yang dimiliki oleh seorang muslim adalah bahwasannya ia akan mengerjakan seluruh aktifitasnya dengan sebaik-baiknya. Seorang muslim tidak akan mengerjakan usahanya atau aktifitasnya secara asal-asalan, akan tetapi ia akan memilih yang terbaik serta yang sempurna. Rasulullah SAW bersabda, : sesungguhnya Allah mencintai apabila salah seorang di antara kalian mengerjakan suatu amalan, ia berusaha untuk menyempurnakannya. (HR.Thobroni dengan sanad yang shohih).
Jika pada diri setiap mulim mempunya moral serta mental yang sabagaimana di contohkan oleh nabi mereka sabagaimana dalam sabda-sabdanya di atas, di mana seorang muslim harus bersamangat dalam aktifitasnya, selalu mengingat Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya, tidak bersikap lemah dan malas, serta berusaha dengan segenap kemapuannya untuk mengerjakan semua aktifitasnya dengan sebaik-baiknya dan seseampurna mungkin, maka bisa di bayangkan betapa majunya, betapa kuatnya dan betapa indahnya suatu bangsa yang dihuni oleh orang-oang yang memiliki mental seperti di atas.
Oleh karena itulah pondok pesantren yang tersebar di segenap Wilayah Indonesia merupakan sebuah aset yang sangat besar dan sangat berharga bagi Negara Indonesia yang tercinta. Pondok Pesantren Harun Asy-syafi’i merupakan salah satu lembaga pendidikan yang diharapkan akan mencetak generasi-generasi anak bangsa yang kokoh di dalam keimanannya dan moral serta lebih khusus bertujuan untuk mencetak anak bangsa yang hafal Al-Qur’anul karim serta berakhlaq dengan Al-Quran al karim.
Al-Quran merupakan pedoman hidup manusia yang dapat menuntun segenap umat manusia ke jalan yang lurus, ke arah keperadaban dan ke majuan suatu bangsa. Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat suatu kaum dalam kitab ini (al-quran) serta akan merendahkan suatu kaum melalui kitab ini (al-qur’an). (HR.Muslim)
Alangkah indahnya apabila para pemimpin negara, para anggota majlis permusyawaratan rakyat, dewan perwakilan rakyat dan para pegawai pemerintahan, mereka semua memahami kitab Allah I. Kita mengingat tentang kemakmuran masyarakat yang di pimpin oleh kholifah Umar bin Khotob , yaitu sebuah masyarakat yang adil dan makmur. Sebetulnya apakah rahasia dari kesuksesan kepemimpinan Umar bin Khotob? Ibnu Abbas menceritakan tentang cara Umar dalam memimpin
pemerintahannya serta mengambil kebijakan-bijakan dalam kepemimpinannya, sebagai mana yang di tulis oleh Imam Al-Bukhori dalam kitab shohihnya. Ibnu abbas berkata, : “Dahulu para ahli Al-Qur’an merupakan anggota majlis permusyawatan dari Umar bin Khottob, baik ahli Al-Qur’an tersebut orang yang sudah tua maupun masih mudah”. Inilah kunci dari kesuksesan suatu negara, di mana para anggota majlis permusyawaratan merupakan orang-orang yang memahami kitab suci Allah sehingga kebijakan yang dihasilkan adalah kebijakan yang lurus dan bermanfaat serta jauh dari kesalahan yang dapat merugikan masyarakat dan negara.
Patut untuk disyukuri, saat ini kesadaran masyarakat terhadap Islam dan Al-Quran semakin tumbuh subur. Hal ini dibuktikan dengan semakin menjamurnya sekolah-sekolah Islam dan pondok-pondok Al-Qur’an. Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Harun Asy-Syafi’i adalah adalah salah satu pondok yang didirikan untuk turut memberikan andil dalam memenuhi kebutuhan masyarakat atas pentingnya pendidikan Al-Qur’an. Sejak berdiri pada tahun 2009, keberadaan Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an mendapatkan respon positip dari masyarakat. Masyarakat mempunyai andil yang cukup besar dalam rangka membangun dan mengelola Pesantren.
Mengingat semakin besarnya kepercayaan masyarakat dan orang tua untuk memasukkan anak-anak mereka ke Pesantren guna menghafal dan mempelajari Al-Qur’an, tentunya Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Harun Asy-Syafi’i juga terus berusaha untuk selalu berbenah guna menuju pesanten yang lebih baik. Dengan harapan agar Al-Quran lebih membumi melalui semakin banyaknya para penghafal Al-Qur’an yang terlahir, saat ini Pesantren bertekad untuk memperluas area Pesantren dengan melakukan pembebasan tanah.
Area Pesantren yang rencananya akan dibebaskan adalah berada di samping Pesantren sehingga sangat strategis untuk pengembangan Pesantren. Lahan yang akan dibebaskan direncanakan untuk membangun kelas dan asrama SMP Tahfidz Harun Asy-Syafi’i. Kami juga mengajak para muhsinin (donatur) untuk dapat bekerja sama dalam membebaskan area tanah melalui program zakat, infak, shodaqoh, dan wakaf tunai untuk pembebasan tanah pondok.
Melalui program pembebasan tanah ini, mudah-mudahan para dermawan dapat meraih amal jariyah terindah yang dapat dipetik buahnya di akherat kelak dengan mengalirnya pahala yang terus-menerus dari setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca oleh para penghafal Al-Qur’an. Hal ini karena para dermawan telah ikut andil dalam menyalurkan zakat, infak, shodaqoh, dan wakaf tunai guna melahirkan generasi penjaga keaslian Al-Qur’an, yaitu para hafidz Al-Qur’an.